Minggu, 10 Juni 2012

Banyaklah Berbuat Kebaikan karena Orang-orang yang berbuat kebaikan akan memperoleh balasan kebaikan di dunia dan akherat

Allah berfirman sebagai berikut: “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.s. az-Zumar: 10).

Setiap kaum memiliki pendapat masing-masing tentang kebaikan; ada yang menyatakan bahawa yang disebut kebaikan adalah bersikap menyenangkan, memberikan uang kepada orang miskin, bersikap sabar terhadap berbagai bentuk perlakuan, itulah yang sering kali disebut “kebaikan” oleh masyarakat. Namun, Allah memberitahukan kita di dalam al-Qur’an tentang hakikat “kebaikan”:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaikan, akan tetapi sesungguhnya kebaikan ialah beriman kepada Allah, hari Kiamat, malaikatmalaikat, Kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, dan orang-orang yang memintaminta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.s. al-Baqarah: 177).

Allah telah menyatakan dalam al-Qur’an bahawa Dia mencintai orang-orang yang selalu berbuat kebaikan Kerana keimanan mereka, dan orang-orang yang takut dan cinta kepada Allah, selanjutnya Dia menyatakan akan memberi pahala kepada mereka dengan kebaikan:
“Kerana itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.s. Ali ‘Imran: 148).

“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” (Q.s. an-Nahl: 30).
Ini merupakan khabar baik yang diberitakan dalam al-Qur’an kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, yang mengorbankan diri, dan yang berusaha untuk memperoleh keridhaan Allah.
Allah memberikan kepada orang-orang ini berita gembira tentang kehidupan yang baik, di dunia ini dan di akhirat kelak, dan Allah akan menambahkan kurnia-Nya, baik yang berupa kebendaan mahupun keruhanian. Nabi Sulaiman yang diberi seluruh kerajaan, yang tidak pernah diberikan kepada siapa pun, dan Nabi Yusuf yang diberi wewenang atas seluruh harta benda Mesir, adalah contoh-contoh yang diceritakan dalam al-Qur’an. Allah memberitahukan kita tentang nikmat yang Dia berikan kepada Nabi Muhammad saw. dalam ayat, “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.” (Q.s. adh-Dhuha: 8).

“Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.s. an-Nahl: 97).
Orang-orang yang beriman tidak pernah mengejar dunia, yakni mereka tidak tamak terhadap harta dunia, kedudukan, atau kekuasaan. Sebagaimana yang dinyatakan Allah dalam sebuah ayat, mereka telah menjual diri dan harta mereka untuk memperoleh surga. Jual beli dan perdagangan tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan berjuang untuk agama. Di samping itu, mereka tetap sabar dan taat sekalipun mereka diuji dengan kelaparan atau kehilangan harta, dan mereka tidak pernah mengeluh.

Orang-orang yang berhijrah pada zaman Nabi merupakan sebuah contoh. Mereka berhijrah ke kota lain dengan meninggalkan rumah, pekerjaan, perdagangan, harta, dan kebun mereka, dan di sana mereka puas dengan yang sedikit mereka miliki. Sebagai balasannya, mereka hanya mengharapkan keridhaan Allah. Kerelaan mereka dan keikhlasan mereka dalam mengingat akhirat menyebabkan mereka memperoleh rahmat dari Allah berupa kehidupan yang baik. Kekayaan yang diberikan Allah kepada mereka tidak menyebabkan mereka mencintai dunia, sebaliknya mereka bersyukur kepada Allah dan mengingat-Nya. Allah menjanjikan kehidupan yang baik di dunia ini kepada setiap orang yang beriman dan berakhlak mulia.

Allah Berjanji akan Melipatgandakan Perbuatan Hamba-hamba-Nya yang Berbuat Kebaikan

Allah berjanji akan melipatgandakan perbuatan hamba-hamba-Nya yang berbuat kebaikan. Sebagian ayat-ayat al-Qur’an yang membincangkan masalah ini adalah sebagai berikut:
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya.” (Q.s. al-An’am: 160).
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (Q.s. an-Nisa’: 40).

Tanda yang paling jelas bahawa Allah melipatgandakan setiap perbuatan baik adalah perbezaan antara kehidupan di dunia dan akhirat. Kehidupan di dunia sangatlah singkat waktunya, yang lebih kurang berlangsung selama 60 tahun. Namun, orang-orang yang sibuk membersihkan diri mereka dan sibuk dalam amal saleh di dunia ini akan memperoleh pahala berupa kebaikan tidak terbatas di akhirat sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan selama kehidupannya yang singkat di dunia. Allah telah menyatakan janji ini dalam sebuah ayat sebagai berikut:
“Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik dan tambahannya.” (Q.s. Yunus: 26).
Kita perlu merenungkan pengertian “tidak terbatas” agar dapat memahami besarnya pahala ini. Marilah kita bayangkan tentang semua orang yang pernah hidup di bumi, orang-orang yang sedang hidup di bumi, dan orang-orang yang akan hidup di bumi, bagaimana mereka menghabiskan setiap detik dalam kehidupan mereka.

Tentu saja angka ini akan sangat besar jika dituliskan. Namun, sesudah “tidak terbatas”, bahkan angka yang sangat besar ini tidak bererti apa-apa. Kerana “tidak terbatas” maknanya adalah tidak ada akhirnya, tidak memiliki batas waktu. Orang-orang yang taat kepada Allah ketika di dunia, mereka ketika di akhirat akan bertempat tinggal di surga. Mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya, mereka akan memperoleh apa saja yang mereka inginkan, yang tidak ada batasnya. Tentu saja ini merupakan contoh yang harus direnungkan agar kita dapat memahami besarnya kasih sayang dan rahmat Allah.


 

Perjalanan

 PERJALANAN MELALUI SAMUDERA

Hidup laksana mengarungi samudera
terkadang baik
namun ketika badai kapal yang ditumpangi bisa saja oleng
tak seimbang dan menghantam batu karang
dan terdampar di pulau yang tak berpenghuni

Jika nasib beruntung kapal yang ditumpangi
takkkan terjadi apa-apa
dan bisa selamat sampai tujuan
hati senang karena bisa sampai
walaupun melewati lautan yang luas dan penuh ombak

Selasa, 05 Juni 2012

SABAR DALAM ISLAM

SABAR  DALAM MENGHADAPI UJIAN HIDUP

Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam firman-Nya  :  “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya :   “…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)

Macam-Macam Kesabaran

Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam, yaitu sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”
Tingkatan sabar :
1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, Kita harus selalu berada dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih baik lagi adalah,  sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Apabila kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah sedang melihat dan mengawasi kita)  maka sudah seharusnya kita malu melakukan maksiat, karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang kita kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid ayat 4 ” …….. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”
2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah,  dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan, tujuannya hanya agar amal ibadah  yang dilakukan diterima Allah, tujuannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT.
 Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk Bisa Sabar Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :
1. Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan Allah menimpakan ujian atau musibah-musibah tersebut mungkin  disebabkan dosa-dosa kita . Sebagaimana firman Allah SWT :     “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).
 Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya
Dan Nabi Muhammad saw bersabda:  “Tak seorang muslim pun yang ditimpa  gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan yang lebih tinggi.
2.. Kita harus menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa ” Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.     Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar.  Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sbb:    dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Anfal : 46)   Dan Firman-Nya :     “…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)
Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa  diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya.  Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran,  surah At Thur ayat 48  : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri”    Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka   Allah akan ada dimana dia mengharap.
3. Kita harus mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka akan mendatangkan ridha Allah, karena ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap segala ujian dan ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.

Keutamaan Sabar
 Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama Islam. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan uraian yang ringkas sebagai berikut:
1. Sabar Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha Mulia
Allah SWT berfirman :  “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:  “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..…” (QS.Ali Imran: 200)
Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT
2. Pujian Allah SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar dalam keimanannya. Sebagaimana firman-Nya: “….. dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)
Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur’an. Sehingga keberadaan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
 3. Mendapat Kecintaan Dari Allah SWT
Semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT.  Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya
“…….., dan Allah itu menyukai/mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)
.Dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, seperti tertulis dalam firman-Nya:  “…..…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang yang sabar adalah penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang sabar.  Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut ini:
“Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran.” (HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu ‘Abbas ra)
4.. Shalawat, Rahmat dan Hidayah Bersama Orang Yang Sabar
Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan cobaan dari Allah mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang memilikinya.
 Sifat mulia yang dimiliki orang yang sabar ini dikisahkan oleh Allah dalam firman-Nya disurah Al Baqarah, ayat 156-157 :  “orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (esungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Atas dasar ini, bila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, dianjurkan mengucapkan kalimat ini, dan ini yang dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah setelahnya dengan do’a yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad saw  sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”
Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan do’a di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)
 Suatu ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah yang mati syahid di medan perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan do’a ini, sehingga Allah SWT memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh) baginya dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.
5.. Mendapatkan Ganjaran Yang Lebih Baik Dari Amalannya
Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :
“……Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.  “ (An Nahl: 126)
Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan jaminan kepada orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas). Sebagaimana firman-Nya :  “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.    (Az Zumar: 10)
6.. Mendapat Ampunan Dari Allah SWT
 Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari amalannya kepada orang yang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (Hud: 11)
Dari ‘Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda:  “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)
7.. Mendapat Martabat Tinggi Di Dalam Surga
Anugerah yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar adalah berhak mendapatkan martabat yang tinggi dalam Surga. Allah SWT berfirman : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al Furqaan: 75)
8.. Sabar Adalah Jalan Terbaik
Semua uraian di atas menunjukkan bahwa sabar ialah jalan yang terbaik bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda :
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT  “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala  mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)