Minggu, 03 November 2013

Keajaiban dan pertolongan Allah

Keajaiban dan Pertolongan Allah Itu Ada

Pertolongan Allah dan keajaiban itu bisa terjadi pada manusia biasa asalkan memenuhi syarat dan telah ditetapkan oleh Allah tadi. Dengan patuh dan tunduk terhadap hukum-hukum Allah maka keajaiban itu akan datang, berbuat baik dan ikhlas salah satu diantaranya. Sebagai contoh bahwa ada kisah tiga pemuda yang teperangkap dalam gua, kemudian mereka dapat selamat dengan meminta pertolongan dari Allah dengan kebaikan dan amalan yang pernah dilakukannya. Dan perlahan-lahan batu yang menutupi gua dapat terbuka.
Keajaiban dan pertolongan Allah itu bisa terjadi kepada siapa saja, asalkan syarat-syaratnya terpenuhi. Sering kali kita meminta yang kita inginkan tetapi kita belum pantas menerimanya. Maka kita semua mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keajaiban dan pertolongan Allah, sekali lagi asalkan syarat-syaratnya terpenuhi. Yaitu memenuhi semua hukum Allah yang telah ditetapkan dan ini berkaitan pula dengan hukum sebab akibat. Insya Allah keajaiban dan pertolongan itu da untuk kita.

Selasa, 30 April 2013

AKHIRNYA AKAN KE KAMPUNG HALAMAN

AKHIRNYA KUMPUL DENGAN KELUARGA

      Insya Allah aku akan bersilaturahmi dengan keluargaku di Lahat. Moga perjalananku kali ini lancar. Semoga saja kunjunganku kali ini membuahkan hasil yang kuimpikan. Aamiin. Namun bila tidak, aku harus berbesar hati, masih ada hari esok yang lebih baik. Ujian demi ujian kulalui, Insya Allah aku mampu melewati semua ujian ini, karena aku yakin Allah ada di dekatku. Selama nyawaku masih ada, maka selama itu pula masih ada harapan untuk mewujudkan semua yang kuinginkan.
    Tak boleh putus asa, aku harus bangkit, kalau bukan aku, maka siapa lagi yang akan mewujudkan semua impianku. Aku ingin membahagiakan ibuku. Aku yakin Allah akan menolongku. Aamiin.

Kamis, 21 Februari 2013

JADIKAN CAMBUK KEBERHASILAN

                       PERCAYALAH KEBERHASILAN AKAN TERCAPAI
                        WALAUPUN BANYAK YANG MEREMEHKANMU

         Sekarang memang banyak yang mencibirku, menghina bahkan mengucilkanku. Namun percayalah suatu saat nanti aku akan buktikan pada semua orang bahwa aku akan segera mencapai keberhasilan itu. Banyak yang menghinaku karena aku belum menikah, namun keyakinanku membuatku bertahan Insya Allah aku akan mendapat jodoh yang terbaik dan menikah, mempunyai keturunan yang baik-baik, sehat, dan
soleh dan soleha. Insya Allah apa yang menjadi keinginanku tercapai. Tulisan ini sebagai penyemangat bagi diriku untuk tetap semangat dan terus berusaha disertai doa agar tak pernah menyerah dan patah arang. Masih ada harapan walaupun sedikit, namun sangat berarti.
        Kesabaranku selama ini akan membuahkan hasil yang manis, dan kerja kerasku selama ini takkan sia-sia. Jadikan semua kegagalan, penghinaan dan hambatan menjadi cambuk untukku menuju keberhasilan. Tetap optimis, terus berjuang selagi masih bernyawa harapan itu tak pernah sirna. Impianku takkanpernah padam hanya karena kegagalan. Bismillahhirahmanirrahim. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untukku dan memberikan apa yang menjadi kebutuhanku. Dan semoga semua doaku didengar dan dikabulkan oleh Allah kalau itu terbaik untukku dan diberi pengganti yang lebih baik lagi bila itu tak baik buatku. Aamiin ya robbal alamin. Alhamdulillah terima kasih Ya Allah.


Kamis, 07 Februari 2013

KENANGAN TERINDAH BERSAMA AYAH

AYAH YOU ARE THE BEST FOR ME

Ayah terima kasih atas semua jasamu padaku dan doaku akan terus kupanjatkan untukmu. Dan aku akan selalu menjadi anakmu yang membuatmu bangga dan akan kuwujudkan cita-citamu yang belum kau wujudkan. Untuk alm. Drs. H. Arzum Ali, S.H.














KEBAHAGIAAN ITU

BAHAGIA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
( من أصبح منكم آمناً في سربه ، معافى في جسده ، عنده قوت يومه ، فكأنما حيزت له الدنيا بأسرها )
“Barangsiapa di antara kalian yang memasuki waktu pagi hari dalam keadaan aman pada dirinya, sehat jasmaninya dan dia memiliki makanan pada hari itu, maka seolah oleh dia diberi dunia dengan berbagai kenikmatannya. 

Agar kita tidak terlalu disedihkan dan digelisahkan oleh realita kehidupan yang sedang dihadapi, mari kita simak dengan khusuk pesa-pesan Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa). Berikut ini pesan-pesannya:

Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-citanya, Allah akan mencerai-beraikan urusannya, memperjelas kesempitannya, menjadikan kefakiran di depan matanya, dan tidak memberikan dunia kepadanya kecuali apa yang tercatat baginya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai cita-citanya, Allah akan mengumpulkan cita-citanya, menjaganya dari kesempitan, menjadikan kekayaan bersemayam dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan rendah dan hina.”

Rasulullah saw bersabda:
"Jika kalian melihat seorang hamba yang diam dan zuhud di dunia, maka hendaklah kalian mendekatinya, karena ia akan menyampaikan hikmah.”

Rasulullah saw bersabda:
“Zuhudlah kamu di dunia, niscaya Allah mencintaimu, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya kamu akan dicintai manusia.”

Rasulullah saw bersabda:
"Barngsiapa yang ingin dikaruniai oleh Allah ilmu tanpa belajar dan dibimbing tanpa pembimbing, maka hendaknya ia zuhud di dunia.”

Rasulullah saw juga bersabda:
"Akan ada sesudahku suatu kaum yang tidak didirikan kerajaan untuk mereka, kecuali dengan peperangan dan kesombongan; Tidak ada kekayaan kecuali dengan kesombongan dan kebakhilan. Dan tidak ada kecintaan kecuali mengikuti hawa nafsunya. Ingatlah, barangsiapa di antara kamu menjumpai zaman itu, maka hendaknya bersabar atas kefakiran walaupun mampu untuk menjadi kaya, bersabar atas kebencian walaupun bisa untuk dicintai, dan bersabar atas penghinaan walaupun bisa untuk dimuliakan. Jangan inginkan semua itu kecuali karena Allah, niscaya Allah memberikan kepadanya seperti pahala lima puluh orang yang benar.”

Setelah ditanyai tentang makna "lapang dada terhadap Islam", Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya jika cahaya telah masuk ke dalam hati, maka hati akan menjadi lapang dan luas." Kemudian beliau ditanyai: "Ya Rasulullah, apakah ada tanda-tandanya?" Beliau menjawab: "Ya! Meninggalkan kampung yang fana’, kembali pada kampung yang abadi, dan bersiap-siap sebelum kematian menjemputnya.”

Rasulullah saw bersabda:
"Hendaklah kalian malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya." Sahabat berkata: "Kami malu kepada Allah." Beliau bersabda: "Bukankah demikian, kalian membangun rumah yang tidak kalian tempati dan mengumpulkan harta yang tidak kalian makan.”

Ada suatu kisah: Pada suatu hari sekelompok utusan mendatangi Rasulullah saw. Mereka berkata: Kami adalah orang-orang yang beriman. Rasulullah saw bertanya: "Apa tanda keimanan kalian?" Mereka menjawab: "Kami bersabar ketika ditimpa bala’, bersyukur
ketika senang, ridha terhadap ketentuan takdir, dan tidak gentar ketika musuh datang.” Kemudian Rasulullah saw bersabda: "Jika kalian demikian, maka janganlah kalian mengumpulkan harta yang tidak kamu makan, janganlah kalian membangun rumah yang tidak kalian tempati, dan janganlah kalian berlomba-lomba terhadap apa yang akan kalian tinggalkan.” Di sini jelas bahwa zuhud menjadi bagian dari kesempurnaan iman.

Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang zuhud di dunia, Allah akan memasukkan hikmah ke dalam hatinya, lalu ia mengucapkan dengan lisannya, memperkenalkan kepadanya penyakit dunia dan obatnya, dan mengeluarkannya dari dunia dengan selamat menuju ke kampung keselamatan.”

Ada suatu kisah: Pada suatu hari salah seorang isteri Rasulullah saw menangis karena menyaksikan Rasululah saw dalam keadaan lapar. Ia berkata kepada beliau: Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak memohon kepada Allah agar Dia memberimu makanan? Rasulullah saw bersabda: "Demi Zat Yang menguasai diriku! Sekiranya aku memohon kepada Tuhanku agar gunung-gunung di dunia ini menjadi emas bagiku, niscaya Dia menjadikannya sebagaimana yang aku inginkan dari bumi ini. Tetapi aku memilih lapar di dunia ketimbang kenyang, fakir ketimbang kaya, sedih ketimbang senang. Sungguh dunia ini tidak layak bagi Muhammad dan Keluarga Muhammad. Sesungguhnya Allah tidak meridhai para Rasul Ulul ‘azmi, kecuali bersabar atas ketidaksukaannya pada dunia, bersabar untuk tidak mencintainya. Dan Dia juga tidak akan meridhaiku kecuali Dia memberi beban padaku sebagaimana beban yang diberikan kepada mereka. Kemudian Rasulullah saw menyampaikan firman Allah swt:
"Bersabarlah kamu seperti kesabaran rasul-rasul ulul-‘azmi.” (Al-Ahqaf: 35)
"Demi Allah, aku harus meneintai-Mu! Demi Allah, sungguh aku harus bersabar dengan kesungguhanku sebagaimana Ulul ‘azmi bersabar, dan tidak ada daya kecuali dengan kekuatan Allah."

Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang merindukan surga, hendaknya ia bergegas pada kebajikan. Barangsiapa yang takut pada neraka, hendaknya ia tidak mencintai tuntutan-tuntutan syahwatnya. Barangsiapa yang menunggu kematian, hendaknya meninggalkan kelezatan. Dan barangsiapa yang zuhud di dunia, masibah-musibah duniawi akan menjadi ringan baginya.”

Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Mulia telah menawarkan padaku untuk menjadikan bebatuan di sungai-sungai di Mekkah menjadi emas bagiku, lalu aku berkata: "Tidak, ya Rabbi! Tetapi jadikan aku orang yang lapar sehari dan kenyang sehari. Hari laparku akan kujadikan untuk merendahkan diri di hadapan-Mu dan berdoa kepadamu, dan hari kenyangku akan kujadikan untuk memuji-Mu dan bersyukur kepadaMu.”

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
"Manusia ada tiga macam: Manusia yang zuhud, manusia yang sabar, dan manusia yang cinta dunia. Orang yang zuhud adalah orang yang keluar dari hatinya bermacam-macam kesedihan dan kesenangan, sehingga ia tidak berbahagia karena mendapatkan dunia, dan tidak berduka karena kehilangan dunia, dialah orang yang hatinya damai. Orang yang sabar adalah orang yang hatinya mengharapkan dunia, tapi ketika mendapatkannya ia menjaga jiwanya dari keburukan dunia dan kehinaannya; dan sekiranya dunia itu masuk ke dalam hatinya, ia akan takjub karena kesuciannya, ketawadhuan dan kekokohannya. Adapun orang yang cinta dunia, ia tidak perduli dari mana datangnya dunia itu, itu halal atau haram, mengandung noda, merusak jiwa dan menghilangkan kewibawaannya; sehingga karena gejolak nafsunya banyak orang yang tersesatkan dan tergoncangkan.”

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
"Barangsiapa yang memadukan enam sikap, ia tidak akan mengharapkan surga dan tidak takut pada neraka: Mengenal Allah lalu mentaati-Nya, mengenal setan lalu menghindarinya, mengenal dunia lalu meninggalkannya, mengenal akhirat lalu mencarinya, mengenal kebathilan lalu menjauhinya, dan mengenal kebenaran lalu mengikutinya.”

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata dalam hadis qudsi:
Demi KemuliaanKu, KeagunganKu, KebesaranKu dan KeindahanKu! Tak akan berpengaruh pada seorang hamba yang beriman tuntutan nafsu pada keinginannya untuk mencintai urusan dunia kecuali Aku jadikan kekayaannya dalam jiwanya, cita-citanya pada akhiratnya. Aku jaminkan seluruh langit dan bumi untuk rizkinya, dan Aku berada di belakang perdagangan setiap orang yang berdagang.”

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) juga berkata:
"Manusia yang paling besar kemampuannya adalah orang yang tidak memperoleh dunia yang telah ada di tangan orang lain. Barangsiapa yang mulia jiwanya, kecillah dunia di depan kedua matanya, dan barangsiapa yang hina jiwanya, besarlah dunia di depan kedua matanya.”

Disarikan dari kitab Jami’us sa’adat, penghimpun kebahagiaan, Syeikh An-Naraqi, jilid 2: 57-61.
 

Senin, 07 Januari 2013

KESABARAN

SABAR
Kesabaran yang dimiliki orang Para rasul Ulul Azmi. Nuh as yang selalu bersabar berdakwah selama 900 tahun. Ibrahim as yang sejak usia muda selalu bersabar, hingga harus diuji oleh Allah dengan diperintahkan menyembelih anaknya. Musa as yang harus menghadapi kezaliman penguasa. Begitu pula Isa as yang selalu dimusuhi yahudi, dan kesabaran Muhammad saw untuk menyampaikan wahyu (AlQuran) dan sebagai Nabi dan Rasul penutup.

عَنْ أَبِى مَالِكِ الْحَارِث بن عاصِم الأَشْعَرِى رضي الله عنه قَالَ ، قَالَ  رسول الله صلى الله عليه و سلم : الطَّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَ الْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ وَ سُبْحَانَ اللهُ وَ الْحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ أَوْ تَمْلأ مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَ الأَرْضِ، وَ الصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَ الصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَ الْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ، فَبَائِعُ نَفْسَهُ فَمُعْتِقَهَا أَوْ مُوْبِقَهَا . رواه مسلم

Dari Abi Malik Al Haritsi bin Ashim Al ‘Asy’ari r.a. telah berkata, bersabda Rasulullah saw. : Kebersihan itu sebagian dari iman, Alhamdulillah memenuhi (memberatkan) timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah keduanya memenuhi ruang yang ada di langit dan bumi. Shalat itu adalah nur, shodaqoh itu adalah dalil dan sabar itu adalah cahaya serta Al Qur’an itu hujjah (bukti) untuk membelamu atau menentangmu. Setiap manusia adalah bekerja, maka ada yang menjual dirinya, untuk menyelamatkan dirinya atau mencelakakannya. (HR. Muslim)

ما عنده، فقال لهم حين أنفق كل شيء بيده: <ما يكن عندي مِنْ خير فلن أدخره عَنْكم، ومن يستعفف يعفه اللَّه، ومن يستغن يغنه اللَّه، ومن يتصبر يصبره اللَّه، وما أعطي أحد عطاء خيرا وأوسع مِنْ الصبر> مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Said yaitu Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu ‘anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta – sedekah – kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda: “Apa saja kebaikan – yakni harta – yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri – dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah – kaya hati dan jiwa – dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas – kegunaannya – daripada karunia kesabaran itu.” (Muttafaq ‘alaih)
وعَنْ معاذ بن جبل رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال: <من كظم غيظا وهو قادر عَلَى أن ينفذه دعاه اللَّه سبحانه عَلَى رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره مِنْ الحور العين ما شاء> رَوَاهُ أبو داود والْتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ

Dari Mu’az bin Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia kuasa untuk meneruskannya – melaksanakannya – maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengundangnya di hadapan kepala – yakni disaksikan -sekalian makhluk pada hari kiamat, sehingga disuruhnya orang itu memilih bidadari-bidadari yang jeli – indah – matanya dengan sesuka hatinya.”
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا أَخْبَرَتْنَا أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَأَخْبَرَهَا نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ
Dari Aisyah Ra, sesungguhnya ia bertanya kepada Rasulullah Saw tentang thâun? Maka Nabi Saw menceritakan kepadanya : “Sesungguhnya thâ’un itu siksaan yang Allah Swt kirimkan kepada yang Ia kehendaki.Kemudian Allah Swt menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.Tidak ada seorangpun hamba yang terkena thâ’un, lalu ia tetap tinggal di negrinya sambil bersabar, dan dia yakin bahwa tidak akan menimpa kepadanya kecuali yang telah Allah tuliskan baginya, maka ia akan mendapatkan ganjaran mati syahid. (HR Bukhari)
 عن انس رضى الله عنه قال: سمعت رَسُول اللَّهِ يقول إِنَّ اللَّهَ عزوجل قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِيْ بِحَبِيْبَتَيْهِ فَصَبَرَ؛ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الجَنَّةَ

Dari Anas RA ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah  bersabda: “Sesungguhnya Allah  berfirman (hadist Qudsi) “Bila Aku memberi cobaan kepada hamba-Ku dgn kedua yg dicintainya (kedua matanya) & dia tetap sabar, maka Aku ganti kedua yg dicintinya (kedua matanya) dengan surga.” HR. Bukhari. [diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :5653