Sabtu, 14 November 2015

INILAH PERASAANKU YANG TERDALAM



DIMANAKAH BERADA

Sujudku kepada-Mu Ya Allah. Terima kasih atas segala apa yang Engkau berikan padaku. Tak terasa waktu sholat subuh masuk. Azan subuh berkumandang. Kumulai pagi ini dengan sholat subuh, kemudian kuambil Al Quran untuk mengaji. Hati tentram rasanya.
“Alhamdulillah. Bismillah” ujarku.
Masak itulah pekerjaan yang kulakukan setiap pagi, kemudian menyapu, dan membersihkan rumah. Mandi, berpakaian, lalu makan. Setelah itu kutinggalkan rumah kontrakan ini ini untuk berangkat kerja. Mengendarai motor motor pemberian almarhum Ayah ke tempat kerja. Kalau tidak dikasi Ayah mungkin aku tak punya kendaraan, rumah saja masih kontrak.
Jumat dan Sabtu kuliah ke kota. Capek itu yang kurasakan. Usiaku sudah tak muda lagi siudah berumur lebih dari tiga puluh tahun. Paling malas kalau ke kondangan atau pulang ke rumah orang tua di provinsi lain sekitar 14 jam dari tempatku sekarang, pasti yang ditanya “Kapan ngundang?” atau terkadang menyalahkan aku karena belum menikah “ Itulah terlalu milih, jadi belum dapat jodoh”
Hanya pada-Mu Allah aku memohon yang terbaik, jangankan jodoh jam tangan saja hilang padahal baru beli, mungki belum rezeki. Atau ditinggal menikah oleh calon suami, padahal berharap itu jodohku. Mungkin bukan yang terbaik untukku. Impian terbesarku hanya ingin membahagiakan Ibuku itu saja. Moga Allah memberi keluasan rezeki untukku agar bisa melunasi semua hutangku. Moga orang orang yang berhutang denganku dimurahkan rezeki dan melunasi hutangnya. Sedih ketika meminjam cepat, pas giliran bayar susah ditagih.Kapan aku punya rumah di tempatku kuliah plus ada orang yang menjadi asisten rumah tanggaku jadi tak repot bila kuliah harus menginap dimana. Terus mempunyai rumah sendiri untuk tempat tinggalku jadi tak perlu mengontrak rumah. Mobil biar tak kehujanan plus yang menyupirnya, moga bisa menyetir mobil.
Aku pasrah pada-Mu Ya Allah. Wahai calon suamiku yang akan menjadi suamiku dan imamku, serta Bapak anak-anakku nanti dimanakah dirimu berada, kapan melamar dan menikah denganku. Ya Allah siapa jodohku? Berikan yang terbaik untukku. Aku ingin menjalankan semua perintah-Mu dan menjauhi semua larangan-Mu. Aku yaki banyak dosa yang kulakukan. Allah ampuni semua dosaku. Jika sekiranya aku pernah bersalah, membuat orang kesal atau marah dan menyakiti   orang lain, mohon dimaafkan. Ibu jika aku pernah berbuat salah padamu, maafkan anakmu ini. Moga Allah mengampuni semua dosa kedua orang tuaku. Moga Ayah masuk surga. Almarhum Ayah aku berusaha mewujudkan cita-citamu yang belum  kesampaian.
Ya Allah moga surat izin belajarku keluar begitu juga Skku segera keluar dan aku pindah dari sini, minimal satu provinsi dengan keluargaku di sana, aku tak ingin sendiri, aku ingin dekat keluarga. Ya allah aku tak sanggup lagi dan tak kuat lagi, ketika tak ada lagi orang yang menghargai usaha dan kejra keras aku selama ini. Aku berlatih selama ini sia-sia, ternyata kenyataan tak seindah bayangan. Orang baru bisa menyalip dan aku tertinggal jauh ke belakang, aku jatu dan sulit bangun. Tak ada lagi harapan yang bisa menguatkan aku.
Setiap hari aku hanya bisa memandang foto yang kuambil dari koran dan kutempelkan ke sebuah buku. Apa saja yang menjadi impianku. Mulai dari foto penganten, mempunyai keturunan (ingin mempunyai anak kembar minimal tiga yaitu 2 laki-laki dan 1 perempuan) rumah, mobil sampai Mekkah. Yaps ingin pergi haji dan umroh bersama Ibuku.        
Sakit ini tak kunjung sembuh. Mulai dikatakan oleh beberapa orang aku kena guna-guna sampai kena racun, berbagai macam pengobatan kujalani, mulai tradisional hingga medis, namun belum juga sembuh. Pasrah.
Kapan aku bisa terlepas dari orang yang mengejar-ngejarku. Aku tak cinta karena dia tak seperti bayanganku dan impianku, agama Islamnya kurang, tidak bisa membaca Al Quran, bagaimana mungkin menjadi imam yang baik bagiku, tidak berpendidikan. Keluarganya memaksa.  Ya Allah tolong aku. Aku lelah menanti jodoh tepat yang tak kunjung datang.
Dipikiranku, mengapa Allah tidak mencabut nyawaku saja, aku tak kuat lagi hidup. Aku merasa sebatang keluarga di negeri ini. Sholat saja belum bener, dosa saja banyak, pekerjaan tak selesai-selesai, hutang-hutang belum lunas.
Tak terasa tahun 2015 akan segera berakhir dan diganti tahun 2016. Tahun Hijriyah saja sudah 1437 H. Namun belum juga menikah. Kuliah belum kelar, tugas makalah belum selesai, dosen-dosen pada marah, padahal kuliahnya jauh. Pekerjaan kantor tak beres karena banyak yang harus diselesaikan, rumah tak terurus, halaman rumah rumput mulai tinggi, tak sempat mengurusi itu semua. Allah... Allah... Tolonglah... Mungkin banyak orang tertawa melihat penderitaanku ini, aku teraniaya, tertekan. Uangku tak cukup, entahlah apa aku bisa bertahan. Pikiranku kusut.
Aku bukannya tak bersyukur, namun aku lelah Ya Allah,