Minggu, 14 Juni 2015

CATATAN SEORANG WANITA DARI RANTAU

Ini ada catatan harian seorang wanita yang lagi merantau. Isinya:
 Juni 2015

Sudah lama aku tak menulis ini. Sedih itu yang kurasakan. Sejak tahun pertama kali aku diterima bekerja di sini sampai sekarang aku masih seperti ini, tak ada yang berubah. Sepi, sendiri di tempat perantauan. Entah sampai kapan aku begini. Aku ingin keluar dari sini dekat dengan keluarga, menikah, mempunyai anak-anak yang soleh dan soleha, mempunyai suami yang baik menjadi imam dan pemimpin dalam keluargaku. Mempunyai keluarga yang baik. IIzinkan aku menangis Tuhan.

Astagfirullah, Ya Allah ampuni semua dosaku. Aku mohon tolong aku Ya Allah. Orang berutang belum bayar padahal aku mencari uang dengan susah payah, aku pun butuh uang. Sudah lama aku aku menabung biar bisa mempunyai rumah, biar tidak kontrak rumah lagi, ingin beli mobil biar tidak kehujanan dan kepanasan, ingin pergi haji dan umroh. Aku ingin membahagiakan Ibu,
Kembali lagi ke dunia nyata. Sekarang hari Minggu, Alhamdulillah aku masih bisa merasakan dekat dengan Ibu, walau akhirnya nanti Ibu akan berangkat ke tempat tinggal beliau pada Sabtu depan. Insya Allah aku akan mengantar beliau, namun aku tak bisa ikut ke sana, karena masih ada tugas menanti di sini. Aku masih bisa bersyukur pada-Mu Ya Allah karena masih diberi kesempatan bersama Ibuku tercinta. Setidaknya bisa tigaa hari di bulan puasa bersama Ibu. Itu kusyukuri.
Menikah itu salah satu impianku, namun apa daya tangan tak sampai. Hanya Allah yang tahu siapa jodohku, namun kuyakin Insya Allah aku akan mendapatkan jodoh yang terbaik. Ada yang menghinaku bukan pengikut nabi Muhammad karena belum menikah. Padahal demi Allah aku sudah mempunyai niat menikah, namun takdir berkata lain, aku ditinggal menikah oleh orang yang kuharapkan menjadi suamiku. Terus pernah ditipu, tapi aku bersyukur Allah masih melindungiku. Kini aku pasrah pada-Mu Ya Allah. Biarlah orang-orang menghinaku karena aku belum menikah, yang penting Allah tak murka padaku. Karena bukan aib.

Yang buatku sedih sampai sekarang aku belum bisa mewujudkan impian alm. Ayah. Ya Allah tolong aku, bantu aku. Aku harus kuat.
Terkadang aku heran begitu sulitnya hidupku ini. Namun jika menengok ke bawah ternyata ada orang-orang lain yang lebih sulit dariku. Hidup itu memang penuh ujian ada diuji kesenangan dan ada juga kesulitan.

Aku bersyukur mempunyai pekerjaan tanpa harus menyusahkan orang lain untuk menghidupiku.
Kini aku harus tetap bertahan yakinlah Insya Allah apa yang menjadi impianku akan terwujud. Aku yakin Insya Allah hanya Allah yang membelaku dan menunjukkan kekuasaan-Nya bahwa aku tak seburuk dan sehina yang orang-orang tuduhkan padaku.
Suatu hari aku akan mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang pernah menyakiti, meremehkan dan menghinaku hingga aku bisa bangkit berjaya. Insya Allah. Aku masih punya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar