Bencana Alam Antara Ujian dan Azab dikaitkan dalam Al-Quran
Pada saat bencana datang dan menimbulkan banyak korban bahkan kerugian yang besar seperti gempa dan tsunami di Aceh, banjir yang melumpuhkan Jakarta lalu timbul pertanyaan: Apakah musibah ini azab atau cobaan dari Allah?
Padahal sesungguhnya kita telah mempunyai jawabannya dari ayat-ayat Alquran. Ketika
Allah membinasakan suatu kaum, di satu sisi hal tersebut adalah azab
yang Allah timpakan kepada mereka lantaran kekufuran mereka kepada Allah
swt. Namun, di sisi lain itu merupakan ujian bagi kaum yang beriman, agar mereka lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah swt.
Contoh, kisah Nabi Nuh a.s. dalam surat ayat
25-49. Di sana Allah mengisahkan kaum Nabi Nuh senantiasa ingkar dan
tidak mau beriman kepada Allah swt., maka Allah timpakan azab kepada
mereka berupa banjir yang sangat besar. Bahkan, Alquran menggambarkan
banjir itu datang dengan gelombang seperti gunung. (Hud: 42).
Saat terjadi banjir besar itu, Nabi Nuh melihat anaknya di tempat yang
jauh terpencil. Lalu beliau memanggilnya. Namun sang anak tidak mau
mengikuti, bahkan berlari ke arah bukit. Kemudian Nabi Nuh berdoa agar
Allah menyelamatkan anaknya karena anak itu adalah anggota keluarganya
(Nuh : 45). Namun Allah mematahkan logika manusiawi Nabi Nuh. Bagi
Allah, anak itu bukan termasuk keluarga Nabi Nuh karena tidak mau
beriman kepada Allah swt.
Peristiwa ini jika dilihat dari satu sisi adalah azab yang Allah
timpakan kepada kaum Nabi Nuh karena keingkaran dan kekufuran mereka.
Namun di sisi yang lain peristiwa itu adalah ujian dan cobaan sekaligus
rahmat bagi orang-orang beriman yang mengikuti Nabi Nuh.
Bagi Nabi Nuh sendiri, kejadian tersebut merupakan ujian berat. Karena
dengan mata kepalanya sendiri dari bahtera yang dinaikinya, ia
menyaksikan anak kandungnya lenyap ditelan ombak besar (Hud: 43). Orang
tua mana yang tega melihat anaknya meregang nyawa ditelan ombak besar,
sementara ia aman di atas sebuah bahtera? Jadi, ini adalah cobaan yang
begitu berat bagi Nabi Nuh, sekaligus peringatan bagi Nabi Nuh sendiri
maupun bagi umatnya.
Penyebab Terjadinya Bencana
Dalam Alquran banyak sekali diceritakan tentang musibah dan bencana yang
menimpa orang-orang terdahulu. Dan, semua musibah dan bencana besar
yang pernah menimpa manusia –diterangkan oleh Alquran—adalah selalu
terkait dengan kekufuran dan keingkaran manusia itu sendiri kepada Allah
swt. Silakan simak beberapa data di bawah ini.
Kaum Nabi Nuh, Allah tenggelamkan dengan banjir yang sangat dahsyat,
yang tinggi gelombangnya sebesar gunung (Hud: 42). Hingga, tak ada
makhluk pun yang tersisa melainkan yang berada di atas kapal bersama
Nabi Nuh (Asyu’ara’: 118).
Kaum nabi Syu’aib, Allah hancurkan dengan gempa bumi yang dahsyat.
Sampai-sampai Alquran menggambarkan seolah-olah mereka belum pernah
mendiami kota tempat yang mereka tinggali. Lantaran begitu hancurnya
kota mereka pasca gempa (Al-A’raf: 92).
Kaum Nabi Luth, Allah hancurkan dengan hujan batu. Alquran
menggambarkan, bangunan-bangunan tinggi hasil peradaban kaum Nabi Luth
menjadi rata dengan tanah (Hud: 82).
Kaum Tsamud (kaumnya Nabi Shaleh), juga Allah hancurkan dengan gempa. Mereka mati bergelimpangan di dalam rumah mereka sendiri (Hud: 67).
Fir’aun dan pengikutnya dihancurkan oleh Allah dengan ditenggelamkan ke dalam lautan hingga tidak satu pun yang tersisa (Al-A’raf: 136).
Karun beserta pengikutnya, Allah benamkan mereka ke dalam bumi
sehingga kekayaannya sedikitpun tidak tersisa. Ini lantaran ia sombong
kepada Allah swt. (Al-Qashash:81).
Alquran juga mengabarkan bahwa bencana atau musibah yang tidak
terkait dengan kaum tertentu, penyebabnya juga sama: karena kemaksiatan,
kufur, ingkar, dan mendustakan ayat-ayat Allah. Penyebab yang paling
ringan adalah karena perbuatan tangan manusia sendiri yang merusak
alamnya (Ar-Rum: 41-42).
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan
dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”(Q.S.
Ar-Rum: 41)
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya,
maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu
kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang
mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi,
dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali
tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri.(Q.S. Al-Ankabut: 40)
Berikut adalah di antara ayat-ayat Alquran yang berbicara mengenai
bencana atau azab yang menimpa suatu kaum kaum, termasuk diri kita.
Penyebab terjadi azab atau musibah adalah lantaran mendustakan ayat-ayat Allah. Padahal jika kita beriman, Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan baik dari langit maupun dari bumi. (Al-A’raf: 96)
Penyebab terjadinya bencana atau musibah adalah lantaran manusia
menyekutukan Allah dengan sesuatu (baca: syirik), seperti mengatakan
bahwa Allah memiliki anak.
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya
kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar.
Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan
gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah
mempunyai anak. (Maryam: 91)
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah
amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfal: 25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar