Rabu, 11 April 2012

BENCANA ALAM

BENCANA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DILIHAT MELALUI SUDUT PANDANG AL QURAN

Sebelum membahas topik ini harus kita ketahui apa arti musibah. Kata musibah itu dalam Al Quran berarti sesuatu yang menimpa manusia, baik berupa hal yang positif maupun yang negatif. Namun, dalam perkembangannya, kata musibah itu lebih berat pada konotasi negatif, yang sering diartikan bencana, padahal, jika kita kembalikan secara arti dari katanya, tidak selalu musibah itu berarti bencana, namun apa yang menimpa manusia, baik itu yang berdampak positif maupun negatif...
Dalam konteks musibah yang dimaknai dengan bencana, kita bisa menemukan dalam Al Quran beberapa kata yang berhubungan dengan bentuk bencana. Bentuk bencana yang menimpa manusia bisa berupa banjir, angin yang kencang, wabah penyakit, gempa bumi, dan lain sebagainya. Dalam kepentingannya (terjadinya semua itu), semua itu adalah musibah bagi manusia.
Musibah yang menimpa Indonesia dengan baik itu banjir, gempa bahkan gunung meletus, bisa kita jelaskan kedudukannya melalui Al Quran.
Gempa bumi, adalah salah satu musibah yang menimpa manusia. Dalam Al Quran, kita bisa menemukan kata yang berkaitan dengan gempa bumi melalui beberapa ayat ;
“Maka mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka”. (QS : 29 : 37)
“Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka,” (QS : 7: 91)
“Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka”. (QS : 7 :77-78)
“Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya." (QS : 7 : 155)
Melalui ke-empat ayat diatas bisa kita simpulkan bahwa musibah yang Allah berikan bagi manusia terbagi menjadi dua bagian, Yang pertama ia adalah adzab, sedangkan yang kedua ia adalah ujian.
Adzab, Allah timpakan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah, sebagaimana ayat diatas, yaitu kaum Nabi Syu’aib (QS : 29 : 37) dan Kaum Nabi Sholeh (QS : 7 :77-78) yang mendustakan para utusan Allah. Sedangkan ujian adalah sebagaimana kaum yang di utus oleh Nabi Musa untuk bertaubat (QS : 7 : 155).

Kita Lihat Fakta dari kaum terdahulu

Banyak sekali bisa kita temukan ayat dalam Al Quran yang memberikan pelajaran kepada kita tentang hal ini. Jika kita perhatikan, dari sejarah kaum-kaum  terdahulu, ada hal menarik yang bisa ambil satu kesimpulan.
Allah tidaklah akan menurunkan adzab-Nya langsung (melalui berbagai mekanisme seperti bencana alam, banjir, angin kencang, gempa, dll) kecuali pasti sebelumnya Allah telah mengutus para pemberi peringatan kepada satu kaum atas berbagai macam pelanggaran yang telah mereka lakukan, agar mereka kembali kejalan yang di-ridhoi Allah.
Fakta sejarah dari kaum terdahulu, seperti kaum Nuh, Kaum ‘Aad, Kaum Tsamud, Fir’aun, dll, memberikan pelajaran kepada kita tentang hal ini. Adzab itu barulah akan diturunkan ketika mereka telah betul-betul melampaui batas dari aturan yang Allah berikan melalui ajaran agama), dan mendustakan para utusan Allah (para Nabi dan Rasul-Nya), dan kemungkaran tersebut telah mendominasi satu kaum (atau dalam satu kaum tersebut, lebih banyak orang yang ingkar, kufur dari pada mereka yang sholeh). Dengan demikian, maka Allah ‘langsung turun tangan’ untuk memberikan pelajaran kepada mereka, dengan memberikan idzin terjadinya sebuah bencana.
Hal ini serupa jika kita perhatikan dalam konteks yang lain dalam beberapa surat lain dalam Al Quran, seperti dalam surat Al Fiil. Dalam surat tersebut, sangat jelas dinyatakan, bagaimana Allah melindungi ‘langsung’ Ka’bah dari makar kaum bergajah untuk di hancurkan, dengan mengirimkan makhluk terbang Ababil. Karena pada saat itu, manusia disekitarnya (kaum Quraisy) sudah tidak memiliki kekuasaan untuk menghalangi kemungkaran dari Raja Abrahah, maka Allah sebagaimana ayat-Nya, langsung memberikan perlindungan dan memberikan adzab kepada Raja Abrahah dan para tentaranya.
Apabila satu kaum mendustakan aturan Allah, lebih banyak kemaksiatan yang terjadi, maka tunggulah sampai Allah menurunkan adzabnya, mengapa demikian, karena fungsi dari saling menasihati di antara manusia sudah tidak berjalan dengan baik, dan melalui mekanisme ini, Allah ingin memberikan pelajaran, sekaligus mengganti manusia-manusia yang ingkar tersebut dengan hamba-hamba-Nya yang lebih baik.

Adapun Janji Allah bagi penduduk satu negeri

Sedangkan dalam ayat lain hal yang berhubungan dengan Allah, manusia dan alam selain dari pada bencana, Allah nyatakan pula melalui ayat ;
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS : 7 : 96)
Ayat diatas juga merupakan satu janji Allah dan sebuah kepastian, jika satu penduduk negeri beriman dan bertakwa maka Allah akan menurunkan berbagai macam kebaikan baik dari langit dan bumi. Dan mereka yang tertimpa musibah berupa bencana, ditegaskan pula dalam ayat ini karena perbuatan mereka sendiri.
Bahwa bencana yang terjadi di Indonesia karena disebabkan keingkaran mereka sebagaimana kaum terdahulu, tetapi, marilah kita lebih introspeksi diri kita sebagai satu bangsa, sudahkah kita mewujudkan keimanan kita melalui ketakwaan yang sesuai dengan apa yang Allah perintahkan, dan juga sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw…?
Sudahkah dari para pemimpin bangsa sampai rakyat jelata menegakkan syariat sesuai dengan petunjuk Allah…?
Sebagaimana ayat ;
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS : 7 : 96)
Pastilah Allah tidak akan menurunkan berbagai macam bencana yang bersifat adzab, kecuali, bencana yang terjadi di Indonesia adalah ujian bagi bangsa Indonesia yang memang telah sebaik-baiknya beriman dan bertakwa, dan bencana tersebut bertujuan agar Allah melebihkan bangsa ini melalui berbagai macam ujian, termasuk salah satunya adalah bencana alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar